SAYA TIDAK SUKA ORGANISASI, WHY NOT?
Mm... Sebenarnya ini hanyalah
curhatan tidak penting. Tapi memang lebih baik dicurahkan dalam bentuk tulisan,
ketimbang hanya jadi unek-unek di otak.
Mungkin banyak dari sebagian besar anak
muda yang senang berorganisasi, atau bahkan menjadi hobi. Ya, maka dari itulah
anak-anak sejenis saya ini selalu dianggap kuper, bodoh, culun, hanya karena
nggak menyukai organisasi. Well,
sekali lagi, suka atau tidak suka organisasi itu kan sebuah pilihan hidup. Sama
seperti saat kita memilih pakaian, atau jenis film yang akan kita tonton. Itu
semua kan berdasarkan selera. Lagipula tidak ada kok yang menuntut kita untuk
harus ikut berorganisasi. Yang menuntut kita untuk berorganisasi sebenarnya
hanya dari pengaruh lingkungan dan juga karena diri kita sendiri yang tidak
pede dengan kemampuan yang kita miliki. Saya analogikan begini : Kamu itu
penyuka film thriller, hobi ngoleksi film thriller sampai beribu-ribu judul dan
nggak pernah melewatkan satu pun film, akan tetapi, karena mayoritas anak-anak
seumuranmu lebih menyukai film drama, maka mereka pun secara tidak langsung
akan memaksamu untuk mau menonton film drama juga (meskipun kamu ogahnya
setengah mati). Kalau misalnya kamu kebetulan papasan sama mereka, pasti ‘kan
mereka nanya, “Eh, nanti abis kuliah kamu mau nonton film apa?” Terus kamu
jawab, “Nonton film thriller.” Dan kamu temen-temen kamu yang mayoritas suka
film drama pasti akan memberi reaksi, “Yaelah. Film kayak gitu tuh nggak bagus
buat jadi tontonan, apalagi banyak adegan penyiksaannya, mending ikut kita-kita
nonton film drama. Apalagi film “Habibi dan Habibah” itu lho yang lagi ngehitz
kan lebih banyak pembelajaran hidupnya.”
Dan akhirnya kamu yang
seleranya dari bawaan orok udah suka film thriller menjadi tidak pede dan
mencap diri sendiri aneh karena nggak sejalan sama pemikiran orang kebanyakan
yang sukanya film drama.
Nangkep kan apa
yang saya maksud? Jadi, kamu yang golongan minoritas yang sukanya film thriller
adalah mahasiswa yang sukanya hal-hal yang berbau ilmu, membaca, menulis
cerpen, atau orang yang punya kepribadian introvert sedangkan mayoritas dari
teman-teman kamu adalah orang-orang yang emang hobinya suka ketemu orang
banyak, kumpul-kumpul, berdiskusi, heboh, suka jalan-jalan hingga ke ujung bumi
yang tentunya sangat berbanding terbalik dengan kamu. Nah apalagi ditambah dari
tuntutan sosial dari masyarakat kita yang memang lebih cenderung ke kayak
teman-teman kita tadi, pasti kita yang golongan minoritas ini dalam hati selalu
ngerasa ngenes, tidak pede, dan rasanya kayak udah nggak ada gunanya lagi
hidup. Karena well, kita sendiri juga nggak mau dipaksa untuk menyukai hal-hal
yang nggak kita sukai. Coba deh buat mereka yang hobinya kumpul-kumpul pasti
mereka menganggap bahwa kuliah, belajar, membaca, menulis adalah hal yang
membosankan dan apa mereka mau untuk dipaksa jadi kayak kita? Pasti mereka juga
nggak bakal mau kan? So, ini seperti udah jalan hidup masing-masing dimana
mereka yang bergerak dan aktif dan kita ini sebagai pemikir yang lebih
cenderung menyukai kehidupan yang monoton. Dan gak semua orang introvert nggak
suka organisasi kok, buktinya banyak juga yang suka dan lagi-lagi ini memang
tergantung selera aja sih.
Soal masa depan, hal itu juga nggak bergantung dari seberapa banyak organisasi yang kamu ikutin kok. Jiwa kepemimpinan itu nggak harus dilatih dari organisasi. Kita udah bisa mengkoordinir beberapa teman kita dalam kerja kelompok aja itu juga butuh jiwa kepemimpinan loh. Apalagi seorang penulis/komikus yang juga harus bekerjasama dengan editor, proof reader, pimpinan redaksi, dan lain sebagainya. Meskipun mereka kelihatannya kuper dan nggak banyak berinteraksi dengan orang (kerjanya di rumah/lebih banyak kerja sendirian) tapi kan dalam pekerjaan mereka juga tetap membutuhkan teamwork yang baik dengan berbagai pihak supaya tulisan yang diterbitkan pun nggak kacangan.
Dan juga apa
salahnya sih bagi mereka yang memang dari bawaan orok cuma suka kuliah doang.
Cuma suka belajar karena mereka memang mencintai ilmu itu sendiri. Well, contoh
Albert Einstein, Michael Faraday, Helen Keller, mereka adalah orang-orang yang
mencintai ilmu dan mereka menganggap bahwa kegiatan belajar dan membaca
bukanlah kegiatan yang membosankan, justru belajar
itulah cara mereka untuk bermain. Dan buktinya mereka juga bisa jadi orang
hebat, karena mereka memang mengerjakan apa yang mereka sukai dan tidak pernah
minder dengan apa yang mereka sukai meskipun mereka dianggap freak, kuper, dll.
Ya orang saya sukanya belajar, nah terus apa masalahnya? Kita juga bisa
berkontribusi untuk masyarakat kok, buktinya Albert Einstein apakah tidak
berkontribusi besar bagi masyarakat? Kita memberikan masyarakat ilmu. Bukankah
ilmu itu tidak ada harganya dan sangat priceless? So, jangan menilai orang
hanya dari apakah dia sering kelihatan wira-wiri di organisasi apa enggak,
soalnya kadang kita juga nggak tahu apakah mereka ikut organisasi itu karena
tuntutan mayoritas/tuntutan karena pengen masuk di salah satu instasi atau
emang bener-bener dari passion mereka sendiri.
Hmm.. Well, jadi pesan saya. Jangan pernah minder! Jangan mudah terpengaruh anggapan kebanyakan orang! Jadilah dirimu sendiri dan lakukan apa yang kamu sukai! Mau kamu suka berorganisasi atau enggak itu kan hanya masalah selera. Jiwa kepemimpinan, solidaritas, dan hal-hal yang baik tidak selamanya hanya datang dari kegiatan-kegiatan itu kok. Kadang kehidupan sehari-hari saja bisa memberikan pengalaman yang luar biasa loh bagi hidup kita ke depan. Jadi, jangan pernah meragukan masa depanmu. Tetap lakukan yang terbaik sesuai dengan passionmu dan yang penting... dengarkan kata hatimu. Kamu bisa menjadi apapun yang kamu, entah apapun anggapan orang terhadapmu. Kamu bisa menjadi penulis yang hebat, pemikir yang hebat, karena kamu bersahabat dengan ilmu itu sendiri (karena nggak semua orang bisa bersahabat dengan ilmu dan menyukai proses belajar itu sendiri loh). Jadi jangan cuma ikut-ikutan teman ya, daripada nanti kamu malah nggak sreg terus ujung-ujungnya jadi menyesal sendiri.
Ingat, kamu berhak untuk menjadi dirimu sendiri dan mewujudkan masa depanmu sesuai dengan passionmu sendiri. Kamu mungkin tidak pernah menduga bahwa suatu saat kamu akan mendapatkan pekerjaan yang paling kamu impikan dalam hidupmu, karena hanya orang-orang yang yakin pada kemampuan dirinya dan mengembangkan apa yang ia sukai yang akan mendapatkannya. (Siapa coba yang nggak kepengen punya pekerjaan kayak Fujiko F. Fujio, Ono Eriko, J.K. Rowling, Stephanie Meyer, dll. Mereka cuma butuh imajinasi dan boom- sebuah karya besar pun lahir, asyik, kan?).
Itu juga yang saya pelajari dari orang-orang Jepang, terutama komikusnya. Mereka yakin pada apa yang mereka sukai, terlepas dari stigma masyarakat. Mereka suka menggambar, mereka membuat komik dan kebanyakan pekerjaan mereka juga di rumah hehe. Dan buktinya mereka juga bisa jadi orang hebat.
Saran : Buat yang
suka menulis, ikuti banyak even-even kepenulisan siapa tahu kamu bakalan jadi kayak J.K. Rowling. Bagi yang suka nyanyi tinggal
ikut banyak lomba aja. Gampang kan? Terus juga banyak-banyak ikut seminar atau
international conference, mungkin. Jadi kamu tetap dapat ilmu baik soft skill
maupun hard skill tanpa harus ikut organisasi (buat kalian yang gak suka, ya).
Kan ada istilah tuh, ‘kecil-kecil lama-lama menjadi bukit’, meskipun awalnya
orang-orang nganggap kamu remeh karena kamu jarang kelihatan di kampus
wahaha... tapi lihat aja suatu saat kamu bisa menyaingi mereka kok dengan
sesuatu yang nggak mereka punyai. Pokoknya percaya diri saja.
NB : tidak
bermaksud menjelek-jelekkan orang yang suka berorganisasi. Kan seperti yang
sudah saya jelaskan bahwa itu hanya masalah selera masing-masing orang saja.
Tidak ada selera yang baik atau buruk kan, karena masing-masing persepsi orang
itu berbeda-beda.