Selasa, 15 Maret 2016

{My Daily Life} SAYA NGGAK SUKA ORGANISASI, WHY NOT?

SAYA TIDAK SUKA ORGANISASI, WHY NOT?


Mm... Sebenarnya ini hanyalah curhatan tidak penting. Tapi memang lebih baik dicurahkan dalam bentuk tulisan, ketimbang hanya jadi unek-unek di otak.

Mungkin banyak dari sebagian besar anak muda yang senang berorganisasi, atau bahkan menjadi hobi. Ya, maka dari itulah anak-anak sejenis saya ini selalu dianggap kuper, bodoh, culun, hanya karena nggak menyukai organisasi. Well, sekali lagi, suka atau tidak suka organisasi itu kan sebuah pilihan hidup. Sama seperti saat kita memilih pakaian, atau jenis film yang akan kita tonton. Itu semua kan berdasarkan selera. Lagipula tidak ada kok yang menuntut kita untuk harus ikut berorganisasi. Yang menuntut kita untuk berorganisasi sebenarnya hanya dari pengaruh lingkungan dan juga karena diri kita sendiri yang tidak pede dengan kemampuan yang kita miliki. Saya analogikan begini : Kamu itu penyuka film thriller, hobi ngoleksi film thriller sampai beribu-ribu judul dan nggak pernah melewatkan satu pun film, akan tetapi, karena mayoritas anak-anak seumuranmu lebih menyukai film drama, maka mereka pun secara tidak langsung akan memaksamu untuk mau menonton film drama juga (meskipun kamu ogahnya setengah mati). Kalau misalnya kamu kebetulan papasan sama mereka, pasti ‘kan mereka nanya, “Eh, nanti abis kuliah kamu mau nonton film apa?” Terus kamu jawab, “Nonton film thriller.” Dan kamu temen-temen kamu yang mayoritas suka film drama pasti akan memberi reaksi, “Yaelah. Film kayak gitu tuh nggak bagus buat jadi tontonan, apalagi banyak adegan penyiksaannya, mending ikut kita-kita nonton film drama. Apalagi film “Habibi dan Habibah” itu lho yang lagi ngehitz kan lebih banyak pembelajaran hidupnya.”
Dan akhirnya kamu yang seleranya dari bawaan orok udah suka film thriller menjadi tidak pede dan mencap diri sendiri aneh karena nggak sejalan sama pemikiran orang kebanyakan yang sukanya film drama.

Nangkep kan apa yang saya maksud? Jadi, kamu yang golongan minoritas yang sukanya film thriller adalah mahasiswa yang sukanya hal-hal yang berbau ilmu, membaca, menulis cerpen, atau orang yang punya kepribadian introvert sedangkan mayoritas dari teman-teman kamu adalah orang-orang yang emang hobinya suka ketemu orang banyak, kumpul-kumpul, berdiskusi, heboh, suka jalan-jalan hingga ke ujung bumi yang tentunya sangat berbanding terbalik dengan kamu. Nah apalagi ditambah dari tuntutan sosial dari masyarakat kita yang memang lebih cenderung ke kayak teman-teman kita tadi, pasti kita yang golongan minoritas ini dalam hati selalu ngerasa ngenes, tidak pede, dan rasanya kayak udah nggak ada gunanya lagi hidup. Karena well, kita sendiri juga nggak mau dipaksa untuk menyukai hal-hal yang nggak kita sukai. Coba deh buat mereka yang hobinya kumpul-kumpul pasti mereka menganggap bahwa kuliah, belajar, membaca, menulis adalah hal yang membosankan dan apa mereka mau untuk dipaksa jadi kayak kita? Pasti mereka juga nggak bakal mau kan? So, ini seperti udah jalan hidup masing-masing dimana mereka yang bergerak dan aktif dan kita ini sebagai pemikir yang lebih cenderung menyukai kehidupan yang monoton. Dan gak semua orang introvert nggak suka organisasi kok, buktinya banyak juga yang suka dan lagi-lagi ini memang tergantung selera aja sih.

Soal masa depan, hal itu juga nggak bergantung dari seberapa banyak organisasi yang kamu ikutin kok. Jiwa kepemimpinan itu nggak harus dilatih dari organisasi. Kita udah bisa mengkoordinir beberapa teman kita dalam kerja kelompok aja itu juga butuh jiwa kepemimpinan loh. Apalagi seorang penulis/komikus yang juga harus bekerjasama dengan editor, proof reader, pimpinan redaksi, dan lain sebagainya. Meskipun mereka kelihatannya kuper dan nggak banyak berinteraksi dengan orang (kerjanya di rumah/lebih banyak kerja sendirian) tapi kan dalam pekerjaan mereka juga tetap membutuhkan teamwork yang baik dengan berbagai pihak supaya tulisan yang diterbitkan pun nggak kacangan.

Dan juga apa salahnya sih bagi mereka yang memang dari bawaan orok cuma suka kuliah doang. Cuma suka belajar karena mereka memang mencintai ilmu itu sendiri. Well, contoh Albert Einstein, Michael Faraday, Helen Keller, mereka adalah orang-orang yang mencintai ilmu dan mereka menganggap bahwa kegiatan belajar dan membaca bukanlah kegiatan yang membosankan, justru belajar itulah cara mereka untuk bermain. Dan buktinya mereka juga bisa jadi orang hebat, karena mereka memang mengerjakan apa yang mereka sukai dan tidak pernah minder dengan apa yang mereka sukai meskipun mereka dianggap freak, kuper, dll. Ya orang saya sukanya belajar, nah terus apa masalahnya? Kita juga bisa berkontribusi untuk masyarakat kok, buktinya Albert Einstein apakah tidak berkontribusi besar bagi masyarakat? Kita memberikan masyarakat ilmu. Bukankah ilmu itu tidak ada harganya dan sangat priceless? So, jangan menilai orang hanya dari apakah dia sering kelihatan wira-wiri di organisasi apa enggak, soalnya kadang kita juga nggak tahu apakah mereka ikut organisasi itu karena tuntutan mayoritas/tuntutan karena pengen masuk di salah satu instasi atau emang bener-bener dari passion mereka sendiri.

Hmm.. Well, jadi pesan saya. Jangan pernah minder! Jangan mudah terpengaruh anggapan kebanyakan orang! Jadilah dirimu sendiri dan lakukan apa yang kamu sukai! Mau kamu suka berorganisasi atau enggak itu kan hanya masalah selera. Jiwa kepemimpinan, solidaritas, dan hal-hal yang baik tidak selamanya hanya datang dari kegiatan-kegiatan itu kok. Kadang kehidupan sehari-hari saja bisa memberikan pengalaman yang luar biasa loh bagi hidup kita ke depan. Jadi, jangan pernah meragukan masa depanmu. Tetap lakukan yang terbaik sesuai dengan passionmu dan yang penting... dengarkan kata hatimu. Kamu bisa menjadi apapun yang kamu, entah apapun anggapan orang terhadapmu. Kamu bisa menjadi penulis yang hebat, pemikir yang hebat, karena kamu bersahabat dengan ilmu itu sendiri (karena nggak semua orang bisa bersahabat dengan ilmu dan menyukai proses belajar itu sendiri loh). Jadi jangan cuma ikut-ikutan teman ya, daripada nanti kamu malah nggak sreg terus ujung-ujungnya jadi menyesal sendiri. 

Ingat, kamu berhak untuk menjadi dirimu sendiri dan mewujudkan masa depanmu sesuai dengan passionmu sendiri. Kamu mungkin tidak pernah menduga bahwa suatu saat kamu akan mendapatkan pekerjaan yang paling kamu impikan dalam hidupmu, karena hanya orang-orang yang yakin pada kemampuan dirinya dan mengembangkan apa yang ia sukai yang akan mendapatkannya. (Siapa coba yang nggak kepengen punya pekerjaan kayak Fujiko F. Fujio, Ono Eriko, J.K. Rowling, Stephanie Meyer, dll. Mereka cuma butuh imajinasi dan boom- sebuah karya besar pun lahir, asyik, kan?).

Itu juga yang saya pelajari dari orang-orang Jepang, terutama komikusnya. Mereka yakin pada apa yang mereka sukai, terlepas dari stigma masyarakat. Mereka suka menggambar, mereka membuat komik dan kebanyakan pekerjaan mereka juga di rumah hehe. Dan buktinya mereka juga bisa jadi orang hebat.



Saran : Buat yang suka menulis, ikuti banyak even-even kepenulisan siapa tahu kamu bakalan jadi kayak J.K. Rowling. Bagi yang suka nyanyi tinggal ikut banyak lomba aja. Gampang kan? Terus juga banyak-banyak ikut seminar atau international conference, mungkin. Jadi kamu tetap dapat ilmu baik soft skill maupun hard skill tanpa harus ikut organisasi (buat kalian yang gak suka, ya). Kan ada istilah tuh, ‘kecil-kecil lama-lama menjadi bukit’, meskipun awalnya orang-orang nganggap kamu remeh karena kamu jarang kelihatan di kampus wahaha... tapi lihat aja suatu saat kamu bisa menyaingi mereka kok dengan sesuatu yang nggak mereka punyai. Pokoknya percaya diri saja.

NB : tidak bermaksud menjelek-jelekkan orang yang suka berorganisasi. Kan seperti yang sudah saya jelaskan bahwa itu hanya masalah selera masing-masing orang saja. Tidak ada selera yang baik atau buruk kan, karena masing-masing persepsi orang itu berbeda-beda.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar